Pusat Pengelola Jurnal Ilmiah

PERANAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI KERJA PADA AGEN YANG BEKERJA DI KANTOR OPERASIONAL PONDOK GEDE DAN KALIMALANG AJB BUMIPUTERA 1912 CABANG JAKARTA TIMUR
Sulis Mariyanti, Renny Meinawati

ABSTRAK. Agen merupakan ujung tombak perusahaan asuransi. Berhasil atau tidaknya seorang agen dalam pekerjaannya sangat tergantung dari ketahanan dan daya juang agen dalam menghadapi kegagalan, serta kemampuan agen menghadapi ketatnya persaingan di dunia kerja. mereka berlomba-lomba untuk mencapai prestasi yang diharapkan dan bersaing tidak hanya dengan agen dalam satu perusahaan yang sama tetapi juga bersaing dengan agen yang ada di semua perusahaan asuransi. Seorang agen akan sukses dan meraih prestasi apabila ia mampu bangkit dari kegagalan dan berupaya untuk mencapai hasil terbaik dalam pekerjaannya. Faktor internal yang mampu membangkitkan atau mendorong agen untuk melakukan tingkah laku tertentu guna memenuhi keinginannya untuk meraih prestasi adalah peran dari motivasi berprestasi. Tidak mudahnya mencari klien merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh agen, dan berdasarkan hal tersebut justru akan semakin terlihat bagaimana agen terdorong dan berupaya untuk mendapatkan klien sebanyak-banyaknya untuk bergabung dengan asuransi sebagai ukuran dari prestasi kerja agen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat peranan motivasi berprestasi terhadap prestasi kerja pada agen asuransi di AJB Bumiputera 1912 Cabang Jakarta Timur. Penelitian ini bersifat hubungan kausalitas, yaitu melihat pengaruh antara motivasi berprestasi yang dianggap sebagai variabel prediktor terhadap prestasi kerja yang dianggap sebagai variabel kriterium. Sampel penelitian ini adalah para agen asuransi yang bekerja di kantor operasional Pondok Gede dan Kalimalang di AJB Bumiputera cabang Jakarta Timur. Pengumpulan data dilakukan melalui alat ukur berupa TAT McClelland untuk mengukur motivasi berprestasi dan data sekunder dari perusahaan untuk mengukur prestasi kerja. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan teknik statistik Chi square. Dari pengolahan data diperoleh hasil X2 = 4,800 dengan derajat kebebasan (dk) = 2 dan P-value = 0,091. Dari hasil tersebut P-value memiliki nilai yang lebih besar dari α = 0,05, dengan kata lain Ho diterima. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa motivasi berprestasi tinggi tidak berperan secara signifikan terhadap peningkatan prestasi kerja pada agen di AJB Bumiputera 1912 pada kantor operasional Pondok Gede dan kalimalang. Kata Kunci: Motivasi Berprestasi, Prestasi Kerja, Agen Asuransi


GAMBARAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA BERBAKATDI KELAS AKSELERASI SMA DI JAKARTA
Winanti S. Respati, Wildan P. Arifin, Ernawati
ABSTRAK. Kecerdasan emosional dipandang perlu untuk semua orang, begitu juga untuk siswa berbakat yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi. Kecerdasan emosional sama pentingnya dengan IQ dalam menentukan keberhasilan masa depan seseorang. Idealnya siswa yang memiliki IQ / kecerdasan emosional tinggi akan memiliki kecerdasan emosional yang tinggi pula. Pemerintah memberikan fasilitas pendidikan khusus pada siswa berbakat tersebut agar menyelesaikan pendidikan lebih cepat dari siswa lain melalui program akselerasi. Beberapa ahli mengatakan bahwa akselerasi memiliki pengaruh positif terhadap penyesuaian emosional siswa. Namun ada juga yang berpendapat bahwa siswa di kelas akselerasi terlihat kurang komunikasi, kurang bergaul, siswa mengalami stress, tegang, dan tidak suka pelajaran olahraga (kontra terhadap pelaksanaan akselerasi). Adanya perbedaan pendapat mengenai pelaksanaan program akselerasi terhadap kecerdasan emosional siswa berbakat ini, mendorong dilakukannya penelitian tentang gambaran kecerdasan emosional siswa berbakat di kelas akselerasi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Sampel penelitian adalah siswa berbakat yang mengikuti kelas akselerasi SMA di Jakarta. Cara pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui alat ukur berupa skala Likert yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan teori salovey & Mayer. data yang diperoleh diolah dengan menggunakan SPSS versi 13.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keverdasan emosional siswa akselerasi SMA di Jakarta berada pada kategori rendah sebesar 16%, artinya mereka biasanya cenderung kurang memiliki keterampilan yang berhubungan dengan keakuratan penilaian tentang emosi diri
sendiri dan orang lain. Pada kategori sedang sebesar 72.9 %, dapat diartikan siswa mampu dan memiliki keterampilan yang berhubungan dengan keakuratan penilaian tentang emosi diri sendiri dan orang lain. Pada kategori tinggi sebesar 11.1 %, dapat diartikan mereka lebih baik dalam memiliki keterampilan yang berhubungan dengan keakuratan penilaian tentang emosi diri sendiri dan orang lain, serta lebih baik dalam mengolah perasaan untuk memotivasi, merencsiswaan, dan meraih tujuan kehidupan.
Kata Kunci: Kecerdasan Emosional, Akselerasi, Ketrampilan Sosial


PSIKOLOGI SOSIAL DAN PERAWATAN KESEHATAN
Yohanes Budiarto
ABSTRACT. Social psychology has become deeply involved in promoting good health, preventing and treating illness, and improving healthcare system. Many neglected social psychological concepts now need to reconsider to be applied within health care issues. The role theory, social support, sick role, personal control, communication and interaction model are needed to revisit. Keywords: Health care, role , social support.
AFFIRMATIVE ACTION 30 PERSEN KUOTA CALEG PEREMPUAN:SEBUAH SEMBOYAN?
Safitri
ABSTRAK. Kuota 30 % calon legislatif (caleg) perempuan merupakan suatu intervensi yang telah dilakukan di Indonesia, yang merupakan kebijakan kuota bagi perempuan agar bisa masuk ke dalam jajaran politik melalui calon legislatif. Dengan perjuangan yang cukup berat, affirmative action ini disahkan dalam UU Pemilu, yaitu dalam Pasal 65 ayat 1, tahun 2003.Walapun beberapa partai dapat memenuhi ketentuan ini, tetapi tampak seperti sekedar memenuhi syarat saja, sehingga terkesan asal perempuan dan berada pada nomor urut sepatu. Beberapa hambatan psikologis telah dibahas di sini, dan juga dikemukakan beberapa peran psikologi agar kebijakan ini bukan sekedar semboyan saja, dan dapat menjadi masukan bagi anggota partai perempuan untuk mempersiapkan pemilu mendatang. Kata Kunci: Affirmative action, kuota 30%, caleg perempuan dalam pemilu

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP BURNOUT PADA GURU
Johana Purba, Aries Yulianto, Ervy Widyanti
ABSTRAK. Guru yang tergolong profesi dalam bidang pelayanan masyarakat, dalam bertugas memiliki beban kerja yang tidak sedikit. Dengan beban dan tuntutan kerja yang tinggi akan berdampak negatif pada performa kerja seseorang. Guru akan merasa tertekan dapat memunculkan sikap negatif pada siswa (gejala burnout). Pada kondisi tersebut, perhatian dan bantuan dari rekan kerja atau atasan (dukungan sosial) dinilai dapat membantu mengurangi gejala burnout. Yang menjadi masalah dalam penelitian ini, apakah besarnya dukungan sosial yang diterima guru akan berpengaruh mengurangi burnout yang dialaminya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial terhadap burnout pada guru. Penelitian ini bersifat kuantitatif non-eksperimental, dengan menggunakan teknik statistik regresi yaitu melihat pengaruh dukungan sosial terhadap burnout pada guru. Sampel penelitian adalah guru dengan teknik pengambilan sampel dengan accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui alat ukur berupa kuesioner yang disusun berdasarkan teori dukungan sosial dari Sarafino (2002) untuk skala dukungan sosial dan teori burnout dari Maslach (1998) untuk skala burnout. Dari pengolahan data diperoleh hasil dengan r = - 0.761 dengan α = 0,005; menunjukkan dukungan sosial berpengaruh negatif terhadap burnout, artinya semakin besar dukungan sosial yang diperoleh akan mengurangi level burnout yang dialami guru. Dengan perolehan nilai R² = 0,580; menunjukkan sumbangan variabel dukungan sosial terhadap burnout yang dialami guru sebesar 58% dan sisanya 42% dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan dukungan sosial memiliki sumbangan yang dominan untuk mengurangi level burnout yang dialami guru. Kata Kunci: Burnout, social support, teacher